Itu istilah yang saya buat sendiri untuk menggambarkan kelakuan saya belakangan ini. Tepatnya saya rajin dan bersemangat sekali merutuki, mengomeli, hal-hal yang buat banyak orang tidak penting. Sekencang dan sekerap apapun saya merutuki sesuatu, hal tersebut ya tidak juga akan berubah, seperti anjing yang menggonggongi tiang listrik, walaupun mungkin saja itu bisa menarik perhatian orang yang sedang tidak punya kerjaan lain selain melihat anjing menggonggongi tiang listrik. Lantas, apa saja yang saya gonggongi itu.
Live music di tempat makan. Rutukannya: saya ke sini mau makan dan/atau sambil berbincang dengan teman makan saya, bukan mau nonton konser musik atau mau latihan otot leherย teriak-teriak buat ngobrol dengan teman saya makan. Yang lebih mengerikan lagi, paling tidak buat saya, adalah tempat makan yang mempersilahkan pengunjungnya untuk tidak hanya makan dan bayar tagihan, tetapi juga untuk menyanyi tanpa ditarik bayaran. Seringnya, yang nyanyi senang, yang mendengarkan seneb (kecuali pihak keluarga atau kolega sang penyanyi). Belakangan saya lebih bijak. Saya menghindar tempat-tempat seperti ini, seenak apapun makanannya. Kata orang Jawa, sing waras ngalah.
Menerobos lampu merah. Ini kelakukan yang membahayakan penerobos dan orang lain. Mbok kalau mau celaka itu jangan ngajak-ngajak orang lain. Yang paling sering saya lihat, hal ini dilakukan oleh pengendara sepeda motor, walaupun beberapa kali saya lihat dilakukan juga oleh mobil…terutama iring-iringan mobil jenazah maupun mobil pejabat. Saya tidak mengerti kenapa iring-iringan mobil jenazah begitu terburu-buru, toh sang tokoh utamanya gak akan ke mana-mana. Soal iring-iringan mobil pejabat (baik yang asli maupun gadungan), mungkin mereka menyamakan dirinya dengan jenazah.
Memotong antrian. Soal yang satu ini, saya yakin ada banyak yang serupa dengan saya. Kadang menegur pemotong antrian ini dengan sopan sampai kurang sopanpun tidak ada pengaruhnya. Pemotong antrian ini baru nurut, itupun dengan bersungut-sungut, jika ditegur satpam atau petugas lain. Masalahnya yang begini ini tidak hanya terjadi di loket check-in penerbangan atau loket karcis apapun yang ada satpamnya, tetapi juga di “pondok makanan” acara resepsi perkawinan. Yang terakhir ini efeknya ke tingkat kejengkelan bisa berlipat ganda.
Kesemrawutan lalu lintas. Pengemudi saling serobot, tidak ada yang mau mengalah, jalanan memang bukan tempat berempati, paling tidak di kota besar. Kadang masalah begini bisa diselesaikan dengan mudah, asal ada yang mau mengalah dan menahan diri untuk menghentikan kendaraannya barang sebentar dan membiarkan kendaraan lain lewat. Semua celah diisi dengan jarak yang sangat rapat, seolah-olah itu bisa mempercepat perjalanannya. Menyerobot antrian kendaraan lain, dengan pikiran yang diserobot harus maklum karena urusan sang penyerobot lebih penting. Atau alasan, saya kan cari nafkah…seolah alasan itu membenarkan dirinya untuk merampas hak orang lain. Mbok ya kalau mau begitu, jadi garong saja yang tupoksinya memang itu.
Ini kalau diteruskan malah bisa jadi buku sendiri. Daftarnya masih panjang, ada telemarketing, customer service, pelayanan di kantor pemerintah di mana yang mestinya dilayani malah jadi pelayan, sms mama minta pulsa, dan daftar ini bisa panjang gak habis-habis. Beberapa kawan menyebutnya sebagai faktor U(mur)…you grumpy old fart. Entahlah, yang pasti saya selayaknya memang harus belajar mengelola emosi itu, menjadi lebih sabar, dan lebih bisa menerima. Sebentar lagi bulan puasa, dan ini bisa saja menjadi saat yang tepat untuk saya. Buat saya yang karung bergigi begini, menjaga emosi pada saat lapar bisa menjadi ultimate challenge. So, untuk sampeyan yang juga bersiap berpuasa, selamat menjalankan ibadah puasa dan jangan nggragas pas berbuka.
Sering mengalami kejadian yang ditulis pakde. Bener sih, sing waras ngalah. Paling sering sih pas nyetir. Kayaknya temperamen para pengendara mobil/motor gampang naik. Makanya ada yang bilang sifat orang terlihat ketika sedang mengendarai alat transportasi.
Padahal aku kalo sambil nyetir suka ngemil.
baca paragraf kelima, ketawa-miris. mereka yang menyerobot masih selamat oleh orang2 yang mengalah. sama2 berdoa; semoga kesabaran orang2 masih sangat tinggi, tapi doa yang lebih utama; semoga para penyerobot diberi kesadaran
nb: baru saja kemaren dapet insight buat nulis ttg mobil jenazah yg seharusnya gak usah buru2
Selamat puasa juga pak mbilung ๐
*masih ngikik baca paragraf ke-3*
Ini postingan ngomel-ngomel sebelum mulai puasa ya?! Ati-ati, nanti disweeping FPI ๐
pakde sehat?
Jenasahnya kejar tayang di rumah duka ๐
Nggak.. Nggak. Pernah denger ada yang bilang kalo mobil jenasah yang buru” itu isinya orang yg kritis parah dan harus segera diselamatkan. Nggak tau juga kenapa pake mobil jenasah, mungkin keabisan stok ambulans.
Ngomong-ngomong, anjing menggonggongi tiang listrik bukan caper kan ya? Iya.
ndobos lagi dong,, udah lama gak update
tiang listrik kasian sekali kamu,,,
yah belum update,,,,,
Duh, aku menggonggongi blog ini aja. Manaaaaa tulisan barunyaaaaa?