Berbual-Bual

Perbedaan arti sebuah kata dari dua bahasa yang serumpun sering mengagetkan, paling tidak dulu saya sering terkaget-kaget. Hanya saja, keterkagetan saya itu toh ternyata adalah keterkagetan yang ndak perlu, kartena kata-kata yang bikin saya kaget itu ternyata ya hanya rekaan saja dan entah bagaimana lantas kok menjadi sesuatu yang dianggap benar-benar ada. Mungkin awalnya hanya untuk lelucon.

Mas Bambang Priantoro di blognya ini, pernah membuat semacam daftar kecil padanan beberapa kata-kata dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu. Ape pasal saye lantas nak berbual-bual perkare kate-kate ni? Ini masalah tadi siang yang sekali lagi bikin saya terkaget-kaget dan lantas tersenyum. Saya melihat tanda seperti gambar di samping ini di samping lift. Kurang upaya??? ini mau ngledek apa gimana?

Ada banyak kata-kata dalam Bahasa Melayu yang memang lantas berbeda arti dalam Bahasa Indonesia. Ada pula kata-kata yang dianggap sebagai kata-kata dalam Bahasa Melayu yang sebetulnya tak ada benarnya. Misalnya yang paling terkenal itu ya rumah sakit korban lelaki, ndak ada itu. Orang-orang di Malaysia menyebutnya hospital bersalin.

Sering kali beberapa teman dan saya juga termasuk di dalamnya, terkekeh-kekeh dengan kata-kata dalam Bahasa Melayu. Tapi jangan salah, lha orang Malaysia juga sering terkekeh-kekeh dengan kata-kata dalam Bahasa Indonesia. Misalnya kalimat, “mari kita habiskan makanan ini sampai tandas“, lha tandas bagi orang Malaysia itu ya bilik air, kamar kecil, wc.

Berbincang dengan seorang kawan lama, saya memakai Bahasa Indonesia, dia memakai Bahasa Melayu karena kami sama-sama menghindari Bahasa Inggris agar orang Inggris yang siang tadi duduk di dekat kami ndak ngerti apa yang sedang kami omongkan. Maklum, wong lagi ngrasani kok. Pada suatu titik, kami sama-sama bingung, pusing? eh … pening. Tapi toh akhirnya kami bisa sama-sama ngakak ngerasani orang Inggris itu, tanpa Bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu. Kami memakai Bahasa Jawa.

Join the Conversation

15 Comments

  1. profesorku ki Malaysian tapi fasih bahasa Jawa..Saya yang pekewuh kalau mau ngoko, jadi jawab aja pake bsa Ind.

    banci itu bukan waria lho tapi sensus.. memang lucu, tapi menarik belajar budaya lain..

    ee.. tempe.

Leave a comment

Leave a Reply to bangsari Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *