Dua puluh tahun yang lalu, 4 Juli 1987, kami untuk pertama kalinya berkumpul bersama di bumi perkemahan Cibubur. Saya kok ya ndak inget persis ada berapa jumlah kami (peserta dari Indonesia) seluruhnya waktu itu, hanya saja masih bisa dikatakan muda-muda semua.
Setelah proses seleksi yang panjang, akhirnya yang pada lulus itu berkumpul di Cibubur untuk mengikuti latihan dasar dan orientasi sebelum kami dijerumuskan ke tengah hutan di Pulau Seram. Kami tengah dipersiapkan untuk mengikuti ekspedisi ilmiah internasional yang lantas diberi nama Operation Raleigh dengan kode ekspedisi 10F. Boleh dibilang, inilah awal karir saya di bidang yang saya tekuni hingga sekarang.
Ekspedisi 10F sendiri berakhir tanggal 3 Oktober 1987 yang lantas diteruskan oleh ekspedisi 11E sebagai kelanjutannya. Ekspedisi 10F pada akhirnya menelan dua korban jiwa dan satu korban cedera parah pada saat dua peserta ekspedisi hilang di Gunung Binaia. Paul Claxton, fotografer asal Inggris ditemukan meninggal, semetara Ashley Hyett ditemukan dalam keadaan hidup tetapi cedera parah. Korban meninggal lainnya adalah seorang porter (pengangkut barang) di awal ekspedisi pada saat menempuh rute Wahai ke Solea.
Lha bagaimana ndak mau hilang, wong naik gunung ndak bawa penunjuk jalan, lagi pula saat itu cuaca sangat buruk di puncak Binaia. Saya ingat, saya masih sempat bertemu mereka di camp terakhir sebelum puncak, kami baru saja turun karena buruknya cuaca. Lha kok itu orang dua malah nyelonong naik.
Binaia bukanlah satu-satunya rute maut pada saat itu, ada sebuah gunung lain yang walaupun lebih pendek tetapi lebih berat untuk didaki, Gunung Kobipoto. Tanjakan ke gunung itu kami namai path of sorrow dan ada bagian yang kami namai tanjakan dengkul-dagu (dengkul nempel di dagu sangking terjalnya). Tapi ya bagaimana lagi, wong penelitiannya ya di tempat-tempat begitu.
Tiga bulan di tengah hutan begitu, membuat kami menjadi sangat dekat satu dengan lainnya, sangat dekat. Hingga saat ini, sebagian dari kami masih saling berhubungan. Sebagian lagi hilang entah ke mana, dan tiga orang diantara kami, sudah mendahului kami menemui sang pencipta, Norman Edwin, Wahyu Kuntoaji dan Heronimo Sancoyo …. he he he sudah dua puluh tahun kawan. Pasti lagi cengengesan bareng ya kalian bertiga di atas sana?
Dua puluh tahun sudah lewat, entah bagaimana rupanya sekarang tempat-tempat yang dulu kami kunjungi itu. Wahai, Air Besar, Sawai, Solea, Roho, Manusela, Solumena, Maraina, Kanikeh, Kobipoto, Binaia …. apa sampeyan ada yang tahu?
wuih, pengalaman yang luar biasa, apalagi ada yang sampai meninggal, hebat eiii
hik hik pengalamanku kok hanya turing naik motor aja ya….
wow…cuma kenal satu dua nama….Anda heibatttt!!! (anda siapa? hehehe)
wuihh.. pakdhe ini memang huebatt..
mbok besok2 kalo kopdaran di puncak gunung.. saya melu wis..
norman edwin? berarti kenal bongkeng dong? kang heri macan, ogun , dan herman lantang.
anda yang mana? yang cakep sendiri itu bukan?
Aku baru tahu ada gunung sedashyat (dengkul dagu) di Pulau Seram. Boleh juga kalo kapanรยฒ mountaineering ke sana ๐
heroik! boleh dong sharing cerita lagi petualangannya di tempat lain? ๐
1987??
saya baru TK itu!!
blass ga mudeng tempat2 yang disebut di atas pakdhe. itu apa itu apa? jelaskan
*lho kikode jenengku dhewe, tumben*
Saya malah nyari muka seseorang yang saya pernah ketemu di Tokyo… Lho? Kok gak ada? Malah ada Ghilman disana???
sama ama devina: saya kaget ngeliat ghilman ikut foto di jaman itu…
sangar pakdhe ceritanipun =)
Norman Edwin & Didik Samsu telah mencapai puncak tertinggi, dimana semua manusia akan kesana semua. Suhunya dingin nggak ya disana?
gua dulu ikut dan ada difoto itu ini siapa yang nulis ya
holla.., akhir nov 09 lalu, saat mendaki binaiya lewat utara, saya dan beberapa teman singgah ke beberapa tempat yang anda sebutkan itu. tempat persinggahan yang menarik.. apalagi saat kami diminta utk membayar 500 ribu untuk penunjuk jalan ke gn binaiya dari ds kanikeh, dan kami memilih untuk berjalan sendiri akhirnya ๐
team evakuasi korban paul claxton thn, 1987 di puncak binaiya salah satunya saya.. gotong mayat si bule dan panjang berat lagi..saking beratnya medan malmhari kita tidur dgn mayat dilereng tebing…pengalaman asyiik..
waktu itu ,norman edwin (alm), lodi manoch, heri macan (wanadri) dll kita sama-sama naik puncak binaiya… jemput korban paul..dilereng tebing…..ngerii booo… di base camp Kanikeh sempat ngumpul dgn, bpk. Emil salim (waktu itu menteri KLH), bu Erna witular (saat itu ketua YLKI n salh satu ketua OR-87) ..makan indomie dan singkong goreng…good experience n never forgeted….
Top bngt om…salut dah..wkt itu saya msh bocah 7thn..good experience..knp g ikut expedisi bareng norman dlu..pas seven summit?
Asik bener ya membayangkan pengalaman kita masa lalu.
Kapan2 kita kumpul lagi sambil lihat dokumentasi kita masing2.
hal yang tdak terlupakan penduduk stempat di kanikeh pada waktu mbwa jenazah (alm) Paul masuk perkampungan kanikeh tidak ada yg keluar rumah..akhirnya kita smayamkan di skolah..tunggu jemputan helicopter .. berhubung cuaca jelek akhirnya mayat dikubur dan gali ulang…wowww aroma mayat bisa dibayangkan….!!!!