Jalak putih

Seribu Intan nomer 34

Burung cantik keluarga Jalak yang berwarna putih dan hitam di bagian sayap serta ekor yang mirip dengan Jalak bali, hanya saja bagian sekitar matanya berwarna kuning, sementara pada Jalak bali bagian ini berwarna biru. Warna hitam pada sayap menjadikannya diberi nama Sturnus melanopterus dalam Bahasa Latin, Sturnus untuk Jalak dan melanopterus yang berarti bersayap hitam. Keelokan yang membawa petaka bagi burung ini, karena bagi banyak orang ia lantas layak untuk dijadikan sebagai burung kurungan.


Dahulu burung ini umum terdapat di hutan-hutan dataran rendah dan hutan musim di Pulau Jawa, Madura, Bali dan Nusa Penida, lantas pernah pula dijumpai di Lombok (Juni 1896 dan Juni 1993), mungkin lepasan. Burung lepasan pula yang dahulu sempat terlihat berkembang biak di Pulau St. Johns di Singapura, walaupun kemudian punah dari tempat ini sekitar tahun 1994.

Penurunan jumlahnya di alam cukup tiba-tiba dan saat ini pengamat burung bisa jingkrak-jingkrak girang jika melihat burung ini di alam. Di Bogor saja, burung ini kadang masih terlihat pada akhir tahun 1990-an, lantas lenyap entah ke mana. Di Jakarta sudah tidak ada ceritanya lagi sejak awal tahun 1940-an. Di Bandung konon menurut kabar masih bisa di lihat (jika beruntung), entah sekarang, mungkin sampeyan yang tinggal di Bandung bisa memberi kabar.

Sebetulnya burung ini mudah saja berkembang biak (jika tidak diganggu). Dalam soal makananpun dia tidak begitu pemilih. Serangga, buah-buahan, biji-bijian dan madu bisa disantapnya. Tempaynya meletakan telur juga bisa bermacam-macam, bisa di lubang-lubang pohon, di pangkal daun palm dan bahkan di celah-celah tebing berbatu. Ada 3 sampai 4 butir telur dalam sekali masa mengeram.

Walaupun habitat asli dataran rendah di Pulau Jawa praktis hampir lenyap, tampaknya hal ini bukanlah ancaman utama bagi burung ini, terbukti dia masih mampu bertahan dan faktor ini hingga sekarang masih diperdebatkan. Sama halnya dengan pengaruh pestisida terhadap burung ini. Tetapi yang jelas, penangkapan burung ini untuk dijadikan burung kandangan diyakini sebagai penyebab utama terancam punahnya Jalak putih. Saat ini Jalak putih termasuk dalam daftar jenis burung yang secara global terancam punah dengan status Kritis (Endangered).

Foto © Mervin Quah diambil dari sini.

Join the Conversation

25 Comments

  1. bapak kos ku dulu piara kayak gini Pak De. tapi apa bener yg ini ya? ah pokoke jalak putik lah eh jalak bali apa ya hala mbuh wes hehehe

  2. saya baru aja dapat beli,tapi warnanya tidak sama persis,dan juga ukurannya lebih kecil,tapi disekitar mata warna kuning,kaki kuning,cuman di bagian punggung agak berwarna abu2..
    burung nya masih muda…
    kira2 jalak jenis apa ini om???thanxs

  3. mas, aku biyen punya bakalan, tapi gak sempat dengar ocehannya, keburu tak tukar murai batu, suarane piye to???

  4. ada yg nangkar di daerah malang tepatnya di singosari end wis berhasil……banyak yg inden beli termsk saya……

  5. saya peternak jalak putih dan bali. sekarang dah lumayan ada 5 pasang indukan jalak putih dan 10 pasang indukan jalak Bali. iya sih emang tiap kali bertelur. telru jalak bali/ putih sudah banyak yang indent.

  6. Salam super …. kagak ada orang yang gak kepincut ama jalak putih . bahkan seorang yang bukan penggemar burung pun akan terpana jika melihat tampilan jalak putih ini . selain indah dipandang , jalak putih juga terkesan exlusiv , prestige , performance … wiss pokokke siipp … salah satu ciptaanNya yang sangta m3engagumkan …

  7. Yang pingin punya jalak putih atau pingin jadi penangkar bisa bung , di daerah Klaten tepatnya di desa Jimbung ada peternak/penangkar jalak . Kalo di Jatim di Banyuwangi … oke

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *