Sanur sebagai kawasan wisata, termasuk wisata birahi, ah banyak yang sudah tahu itu. Tanyakan pada Anto yang pernah mencari tempat pijet pada saat kunjungannya terkahir ke Bali, dia lebih tahu dari saya. Mas Iman juga ada memberi informasi tambahan, “daerah sanur..jalan danau ..danau itu
( hi hi hi nomor rumah selalu ada tambahan huruf xxx )“, begitu komentarnya di sini.
Binis begini juga sering kali disamarkan dengan istilah “bisnis daging”. Seperti yang diucapkan oleh supir taxi pencari tambahan penghasilan diluar argo, “dagingnya masih seger Pak“. Entah kenapa daging yang dipakai, bukan bunga seperti umumnya perempuan diumpamakan.
Spanduk yang saya temukan di sebuah jalan di Sanur tidak menjual daging seperti itu. Sebuah papan kecil di samping tempat usaha ini mencantumkan kata butcher, tukang jagal ternak. Walau begitu, saya toh tetap tersenyum melihatnya. Mungkin karena otak saya memang perlu dicuci.
Kata lain yang juga sering dipakai dalam bisnis birahi adalah “barang”. “Ada barang baru Pak, baru datang dari Bandung“. Atau, “barangnya bersih Pak“, rayu seorang perantara yang nongkrong di depan rumah bernomor tambahan X seperti yang disebutkan oleh Mas Iman tadi. Ah, kenyataan hidup yang ada di manapun, termasuk di Bali yang dijejali turis-turis yang mungkin tak cukup hanya menikmati keindahan pantai, sawah dan budaya.
Saya bukanlah ahli dalam soal-soal pelacuran, pengamatpun bukan. Bagi saya, terganggunya lamunan sembari jalan pagi menuju kantor oleh sapaan ramah yang menawarkan daging, adalah hal yang menjengkelkan. Ndak usahlah ngomel, biasakan diri saja dengan gangguan itu, sama seperti halnya saya membiasakan diri dengan gonggongan anjing di perempatan jalan itu.
di mana mana pelacur itu ada rupanya. benar berarti kalau ada yang bilang “kota tanpa bordil ibarat rumah tanpa kakus”
* tapi di bali tak perlu jengkel dengan copet kan mas
Profesi paling tua homo sapiens
bahasa memang disiplin ilmu yang ngga ada matinya ๐
“Ndak usahlah ngomel, biasakan diri saja dengan gangguan itu…”
yang bener aja … ๐
dah tau legenda mang aya di bandung pakdhe? pokoknya aya lah ๐
hati2 membaca tulisan2 disini pak, lebih banyak tersiratnya dari pada tersuratnya. mas iman pasti lebih paham ituh. ๐
lho masih jalan? ktnya mau nyepeda??
regane piro om?
walah ternyata itu ya kata kuncinya kalau di Bali!? saya baru tahu, berarti saya harus hati-hati kalau mau beli daging di sana
[…Tanyakan pada Anto yang pernah mencari tempat pijet pada saat kunjungannya terakhir ke Bali…]
opo ki ๐ฎ
hahahaha
berarti . . .hotline mereka dari street meat thailand, ya situs xxx ituh
satu lagi, istilahnya “ayam”,
tapi sayangnya saya belum pernah denger ” ada pitik baru mas, masih seger…”
Entah kenapa daging yang dipakai, bukan bunga seperti umumnya perempuan diumpamakan.
biar ga bias gender oom…sekarang kan pelacur cowo ada juga…
duh..jadi malu ikke :”>
kalo saya lebih suka cari via tukang pijet hotel aja
*pengalaman jadi guide tamu kantor*
beuh…benci saya. kata daging dan anjing
kalo ke bali, pakdhe bisa menunjukkan “tempatnya” kepada saya? ๐
emange sekilone rego piro Dhe?
enake dikapakne daginge itu?
@anto : aku sik seger…njengkking yo siap..
untung saya ga begitu seneng daging pakdhe..
Lha, ya bener toh… Nyewa daging, daging yang ada lobangnya ๐
halah … dodolan empal gondrong
Hargane murah op larang pak de..
rasane bedho gag..??
*hihhi*
katanya sih ,..konon promosinya
” Kena Gigi Uang Kembali ”
* Mengutip
sudah membiasakan diri dengan miting blom?
duh, ndak bisa konek YM, pakdhe.. ๐
Hatihati pak deh jangan sampai tergoda membeli daging nya yaa
hi hi hi ๐
lho… kok raja daging? kalo panjenengan yang ditawari, mestinya ratu daging tho?!
atau jangan-jangaaann… ๐
loh bisa dibayar pake Visa ama Master Card nih….
owkey(TM) langsung cabut ke TKP
yang penting jalan lurus saja .. jangan sampe salah masuk kantor pakde ๐
Semoga panjenengan ndak tergiur pakdhe….. (berdoa dg khusuk)
endi onok daging ngono resik…eks bule pisan ๐
daging segar, bar dicelup ning pantai sanur ๐
Jadi kalau disana nggak boleh sembarangan bilang, “Pak…bu…kalau mau beli daging dimana ya?”
Saya mawu daging geratis…. ๐ฅ
nek neng ternate istilahe luwih lugas pakde… ora isin-isin! pokoke nek salon sehat tur bersih ya ana tulisane “SALON ANU – NO SEX!!” kaya kuwe pakgede!!! ๐
jadi yg dijual itu daging? atau anjing? atau daging anjing?
@mas iman: kena gigi uan kembali, kena lidah uang nambah, kena pantat tambah nikmat..
@kang pitik: hwakaakakakakak… *siap-siap garpu* endi silitmu? ๐
Pak Dhe, di-situ yang di-tawar-kan daging eh barang dari mana aja ? ๐
halah….rak ono skrinsyut daginge :))
wah..godaane nang mbali akeh tenan Lik……pantesan rambut semakin putih aja…… wekekekkek
musti bayar ya ??
mau ambil virus aja kok pake mbayar
jangan dibiasakan, kalo dah biasa ntik malah tertarik
anget2 mas….anget2…pakde…
mangatus nang lapangan, sak kampung deh
posting sebelumnya judulnya bon apetit, hahaha
wahhh, itu dagingnya pasti udah kadaluarsa yaa….soale daging yang begituan bisa menyebabkan kehilangan barang-barang berharga seperti : cincin kawin , jam tangan . hiiiiiiiiii seyeeemm..