Selamat Jalan Pak Guru

otto_soemarwoto.jpg

Sebuah pesan singkat lewat tengah malam isinya mengagetkan saya. “Jo, Pak Otto wafat tadi jam 00.15 di RS Santosa Bandung.” Lantas saya berduka. Buat saya, Pak Otto adalah seorang guru yang sangat saya kagumi dan saya hormati tanpa embel-embel.

Ada sebuah kejadian lama yang sampai sekarang masih saya ingat dengan sangat jelas. Murid yang mengambil mata kuliah pilihan itu tidak banyak, dosennya mengerikan dan pelit nilai katanya. Pak Otto itu dosennya. Saya sendiri sangat menikmati gaya mengajarnya, bercerita dengan fasih tentang segala hal di awal dan berdiskusi sengit di akhir. Tak ada soal salah dan benar dalam diskusi, bahkan pendapat Pak Otto sendiri boleh dibantah oleh para mahasiswa berotak sedikit macam kami-kami itu.

Ujian akhir kuliah tersebut berlangsung dengan penuh kejutan. Pak Otto hanya menuliskan dua soal di papan tulis, dan lantas berkata “Kalian punya waktu 4 jam. Terserah mau mengerjakan di mana, di kantin juga boleh. Boleh lihat dari buku. Tetapi jangan mencontek pekerjaan temanmu.” Kemudian sang Guru Besar meninggalkan kami yang terheran-heran di kelas.

Empat jam kemudian, Pak Otto sudah menunggu di kelas, mengumpulkan semua hasil ujian kami dan dia berkata sambil menunjuk saya, “Kamu tadi diskusi ndak sama temanmu waktu mengerjakan ini?” Saya menggeleng dahsyat agar meyakinkan. “Siapa yang tadi berdiskusi dengan temannya?” Tidak ada yang mengacungkan jari. “Saya tadi melarang kalian untuk tidak mencontek pekerjaan teman kalian. Saya tidak melarang kalian untuk berdiskusi atau bertanya kepada orang lain. Bagaimana kalian bisa menyelesaikan masalah serumit pertanyaan itu kalau kalian tidak saling berbicara, berdiskusi, tidak bertanya pada orang lain.”

Selamat jalan Pak Guru.

Foto diambil dari sini.

Join the Conversation

53 Comments

  1. akhir yang indah….
    diingat oleh mereka yg masih ada, dengan hormat dan cinta….
    ah, tapi orang2 hebat itu makin sedikit.
    selamat jalan, semangat yg diwariskan itu lebih abadi….

    *saya juga pengen kl meninggal spt itu*

  2. Selamat jalan Guru Besar…

    Hari ini jam 13.10 Bpk. Meilono Soewondo juga telah berpulang, disemayamkan di setiabudi regency bandung, dimakamkan di jeruk purut besok pagi.. Selamat jalan Mas Meilono..

  3. guru yang jarang sangadh bisa ditemukan sekarang ini. uits, bukan berarti saia pesimis, cuma ya….ada perbedaan antara dosen yang satu ini, dengan dosen-dosen yang diceritakan oleh kawand-kawand saia yang suda fada kuliah semua. hohohoho…
    turut berduka cita dan semoga beliau diterima di sisi-Nya.

  4. wah {alm) dosen yang sangat baik.. [mengapa saya dulu tdk pernah mendapat dosen yg spt ini]
    wejangan yang indah…..
    tak pernah ada seorangpun yang dapat menyelesaikan suatu masalah sendiri [powerfull amat tuh org kl bisa, bikin 100 candi dah semalem] secara tdk sadar pasti dia akan menerima/mendapat bantuan dari org lain.
    Tampaknya Indonesia [kembali] kehilangan salah satu putra terbaiknya…
    turut berduka cita sedalam2nya…

  5. saya ga pernah diajar beliau, tapi di kampus namanya terkenal karena dia pendiri LE
    beberapa kali pernah ketemu di acara lingkungan..
    yang saya tahu pesannya terakhir itu tentang PLT sampah gedebage..
    selamat jalan Pak Otto..

  6. pejuang lingkungan berkurang lagi. Setelah Pak Koesnadi FH-UGM mangkat dan juga beliau…

    Semoga beliau bisa merawat hutan surga, dari serbuan perusak lingkungan yang baru saja bergabung dalam “dunia lain…di akhirat”.. HartoSoe

  7. kesian murid2 skr, gurunya ngajar ra konsen, sibuk dsuruh2 sertifikasi, ngurusin bantuan BOS
    blog murid2nya koyo opo yo?

  8. kangen dg sjuta tulisan ttg lingkungan. Sinten sing nglanjutno tulisan pakk otto mangke ? Selamat jalan pakkk Otto

Leave a comment

Leave a Reply to escoret Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *