Sepeda Guk … Guk

b2w.png

Jarak tempat tinggal saya dengan kantor tidak terlalu jauh, sedikit kurang dari 10 km. Konturnya nyaris datar dan pemandangannya lumayan bagus di beberapa tempat. Begitulah maka saya memutuskan untuk pergi-pulang Renon-Sanur bersepeda saja. Dari semua pekerja di kantor, saya satu-satunya yang memakai sepeda.

Hanya saja, Bali memang bukan Belanda. Pegendara sepeda, seperti halnya pejalan kaki, harus ekstra hati-hati. Dalam beberapa hal, pejalan kaki lebih buruk nasibnya. Jalur untuk pejalan kaki sering dipakai untuk tempat parkir kendaraan bermotor, atau bahkan dijadikan lapak untuk berjualan dengan alasan yang sama, “kamikan sedang cari makan”, dengan cara yang lebih mirip sedang cari musuh.

Kembali ke masalah bersepeda, jalanan di Bali bukanlah tempat yang ideal untuk bersepeda. Tingkat agresivitas pengendara sepeda motor dan kendaraan beroda empat (atau lebih) buat saya ada di tingkatan menakutkan. Dengan merekalah saya harus bersaing di jalanan. Dipepet, diserempet, dipaksa menekan rem mendadak, been there done that.

Satu hal lagi adalah soal bengkel sepeda, tak ada satupun di jalur yang saya tempuh saban hari. Tidak salah juga, wong penyepeda itu populasinya juga relatif sedikit. Mungkin bengkel sepeda motor bisa dimanfaatkan. Toh yang paling sering bermasalah hanya di rodanya saja, dan roda sepeda hanya beda dimensi dengan roda sepeda motor.

Selain kendaraan bermotor, apa lagi “musuh saya” sebagai penyepeda di Bali. Anjing!!! Saya bukan pembenci anjing, tapi ya lumayan sering diuber-uber anjing jika bersepeda. Entah karena mereka merasa terganggu, atau kaki saya yang mengundang selera para anjing, tak tahu juga saya.

Begitulah, sehari kemaren saya dipepet gerombolan sepeda motor, diserempet mobil dan dikejar anjing pada saat sedang mencari bengkel sepeda. Terima kasih pada bapak pejalan kaki yang membantu mengangkat sepeda saya dari selokan.

Gambar diambil dari sini.

Join the Conversation

43 Comments

  1. “Terima kasih pada bapak pejalan kaki yang membantu mengangkat sepeda saya dari selokan.”

    waaa sampe njegur got?
    *membayangkan*
    hhihihihi… 😛

  2. itulah,
    ternyata anjing lebih peduli kepada pesepeda
    daripada pengendara motor dan mobil atau pekakilima

    cuma
    pesepedanya saja yang kurang paham terhadap keramahan mereka

  3. sejak harga bbm naek,temen yg tiap hr bawa sepeda jadi seleb dikantor,tiap hari ditanya terus ttg sepeda..

    dan BENAR..ribet harus mandi lg dkantor..

  4. Sepertinya anjing bali memang punya insting yang aneh soal orang yang belum lama tinggal di Bali, they tend to bark and chase.

    Dimana jatuhnya, Pak?

  5. huahahahahaha….diangkat dari selokan? haduhhhh! kali ini luka bagian mana lagi? biasanya kan anjing suka tulang. sekarang kok napsu gitu liat lemak? hihihi…. Oh, udah langsing karena bersepeda ya? pantes anjing-nya demen :))

  6. saran saya, lengkapi sepeda anda dengan peralatan bengkel sendiri. kalo ada apa-apa kan bisa diuthek-uthek sendiri. salam saya buat bapak yang baik hati itu ya ……

  7. waduhhh, baru saya mampir kesini setelah nengok bloknya mbakyu gondan. masih di tnc kah pak de?
    sejak pertemuan di sebuah cafe dulu di kuta, saya mulai ngeblog.. terinspirasi dirimu.

    ngomong2 soal B2W join aja yuk sama Bike2work Bali chapter, kita sering kumpul dan nggowes bareng loh.
    lah kalo jalur sampeyan renon – sanur harusnya sering ketemu diriku nggowes ke kantor juga… jalurku dari sedap malam ke sanur
    monggo mampir di blog saya juga pakde ndobos

Leave a comment

Leave a Reply to mashadi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *