Pocahontas

tanggal 5 April nanti, adalah hari ulang tahun perkawinan Rebecca Rolfe dengan John Rolfe yang ke 396. John Rolfe adalah petani tembakau asal Inggris dan petani pertama dari Virginia yang berhasil mengembangkan tanaman tembakau sebagai produk komersial. Tembakau yang kemudian dikenal sebagai tembakau Virginia yang tersohor itu. Lantas siapa pula Rebecca Rolfe? Ya dia istrinya John Rolfe. Tidak tersohor memang nama itu, tetapi itu bukan nama lahirnya. Perempuan bernama asli Matoaka ini mungkin lebih terkenal dari pada suaminya itu. Matoaka, sang perempuan Indian anak dari Wahunsenacawh kepala suku Powhatan itu juga dikenal dengan nama Pocahontas. Mestinya, banyak yang kenal dengan nama itu.

Kisah hidup Pocahontas memang penuh perdebatan. Kisah hidup yang ditulis di banyak buku bahkan dibuat film, termasuk film animasi oleh Disney, mengundang banyak keberatan. Cerita tersebut kebanyakan berasal dari cerita John Smith yang di banyak tulisan dan film digambarkan sebagai “kekasih” Pocahontas. John Smith sendiri menceritakan pengalamannya dengan Pocahontas lebih dari 17 tahun setelah kejadian tersebut lewat.

Dalam kisahnya tersebut John Smith mengaku diselamatkan oleh Pocahontas pada saat dia akan dikepruk sampai mati. Dalam film Disney, Pocahontas yang digambarkan mirip Naomi Campbell itu, berwujud perempuan dewasa nan ranum. Padahal umur Pocahontas saat itu mungkin baru 11 atau 12 tahun saja. Pocahontas tidak pernah menikah dengan John Smith. John Smith kembali ke Inggris akibat luka-luka terkena ledakan bahan peledak. John Smith dikatakan telah mati.

Pada umur 18 tahun, Pocahontas disandera oleh orang-orang Inggris yang mengharapkan tebusan dari ayahnya yang kepala suku itu. Setahun lamanya Pocahontas hidup bersama para penculiknya. Setahun tersebut adalah masa-masa yang berat bagi orang-orang Inggris di tanah baru. Salahnya, wong anak kepala suku kok diculik. Dalam masa sekapan itulah Pocahontas bertemu dengan John Rolfe, seorang duda, petani tembakau yang dibuatnya “jatuh cinta”. Entah jatuh cinta betulan entah tidak, yang jelas pernikahan mereka pada tanggal 5 April 1614 menurunkan ketegangan para pendatang dengan penduduk asli. Perdamaian terwujud. Pocahontas yang lantas berganti nama menjadi Rebecca Rolfe memiliki 1 anak dari perkawinan tersebut, Thomas Rolfe.

Pada bulan Juni 1616, Pocahontas berangkat ke tanah asal suaminya, Inggris. Selama di Inggris, Pocahontas diperlakukan selayak pesohor, bukti keberhasilan para pendatang untuk berdamai dengan penduduk asli. Dalam sebuah acara pamer-pamer itulah Pocahontas baru mengetahui jika “kekasihnya”, John Smith ternyata masih hidup. Tercatat dua kali Pocahontas bertemu dengan John Smith. Pocahontas menyebutnya sebagai pembohong.

Kisah Pocahontas yang sebenarnya adalah kisah perseteruan perebutan tanah. Kisah seorang gadis Indian yang dicabut dari akarnya dan lantas menjadi pesohor di negeri yang jauh. Kisah seorang perempuan yang dijadikan alat propaganda untuk mencari dukungan bagi keberlangsungan koloni Inggris di tanah yang jauh. Kisah seorang yang tidak pernah lagi kembali ke tanah airnya. Pocahontas, meninggal di Inggris pada tanggal 21 Maret 1617 pada saat ia akan berangkat pulang ke tanah airnya. Ia meninggal dalam usia 21 tahun.

Kisah suku Powhatan sendiri tidak kalah tragisnya. Setahun setalah meninggalnya Pocahontas, ayahnya menyusul pada tahun 1618. Setelah itu, suku Powhatan yang telah berbagi sumber daya dan memberikan persahabatannya kepada orang-orangnya Smith dan Rolfe, praktis ditumpas habis, tercerai berai dan tanah merekapun dirampas.

Pocahontas yang tersisa sekarang hanya ada pada buku-buku cerita pengantar tidur, pada film animasi yang riang dengan lagu-lagu yang beranugrah Oscar, dan pada sebatang rokok bertembakau virginia.

Gambar diambil dari sini.

Catatan: Tulisan ini adalah tulisan lama yang saya unggah kembali (re-post) dengan sedikit suntingan. Tulisan aslinya saya tulis tiga tahun yang lalu.

Join the Conversation

24 Comments

  1. walah, soko critone sing tak ngerteni mung tembakau virginia. liyane gag mudeng. krungu2 pas sd, tembakau virginia sko indonesia diekspor neng bremen jerman.
    hehehe, mengenang pelajaran ips sd kelas 5.

  2. Ah ya, saya pernah baca tentang ini di wikipedia..

    Sedih ya, membayangkan kejamnya kolonialisme.. Kok tentang rumah pocahontas yang ga pernah ditinggali itu ga dibahas pakde?

  3. “Kisah seorang yang tidak pernah lagi kembali ke tanah airnya.”
    Apakah dengan demikian dia hidup dalam pengasingan, seperti halnya beberapa orang dari negeri ini yang katanya selalu merindu-rindu untuk pulang… andai bisa?

  4. Penggalan lirik lagu dari Neil Young menceritakan kisah Pocahontas lebih dramatis :
    …They killed us in our tepee, And they cut our women down. They might have left some babies, Cryin’ on the ground. But the firesticks, and the wagons come. And the night falls, on the setting sun… I wish a was a trapper, I would give thousand pelts. To sleep with Pocahontas, And find out how she felt. In the mornin’, on the fields of green. In the homeland, we’ve never seen.
    http://www.youtube.com/watch?v=gHPZuQTNoCo

  5. pocahontas 2 wis nonton to?
    ketoke dudu john smith maneh, tp john rolfe.
    mung ning critane si john rolf isih bujangan en termasuk kelas priyayi.
    yen ora salah lo ya ….

  6. habis nonton pocahontas-nya disney itu sempet ‘bercita2′ jadi kaya’ dia.. perempuan tapi jiwanya kaya’ laki begitu.
    eh sik.. kalo cita2 kan mestinya yang belum kesampean ya?! :mrgreen:

  7. loading themesong nya udah…didengeri sering…lha kisah nyatanya kok kayak ngene….21 thn sudah almarhumah…sedih ya pakde…hiks :(…joooiii, kenapa John Smith dibilang pembohong???

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *