Sebelum saya mulai berkisah, ada satu hal yang saya rasa perlu diperjelas. Karang (Coral) yang ada di laut itu bukan batu, bukan tumbuhan, tetapi hewan yang individunya (polyp) membentuk koloni besar. Dalam dunia Biologi, Karang dikelompokan dalam kelas Anthozoa. Jika manusia mempunyai rangka/tulang yang dibungkus daging, pada Karang keadaannya terbalik. Rangka hewan ini membungkus bagian lunaknya. Karena bagian kerasnya ada di luar inilah, maka Karang sering dianggap sebagai batu.
Baiklah, ada apa dengan Karang? Jadi begini, sebagai mahluk hidup Karang tidak hidup sendiri. Hewan ini hidup bersama-sama (bersimbiose) dengan hewan renik lain yang disebut Zooxanthella. Dalam istilah Biologi, Zooxanthella ini dikenal sebagai endosymbiont dari Karang, karena Zooxanthella hidup dalam jaringan tubuh Karang. Zooxanthella ini pulalah yang menjadikan Karang berwarna-warni. Tanpa Zooxanthella, Karang akan berwana putih, semaput dan lantas mati.
Dalam kehidupan bersimbiose ini Karang memberikan perlindungan, tempat hidup, bahan “makanan” (nitrogen dan fosfor), dan pasokan Karbondioksida yang memungkinkan Zooxanthella untuk hidup. Lantas, dari Zooxanthella, Karang mendapatkan energi dalam bentuk glukosa, gliserol dan asam amino. Zooxanthella mampu memberikan pasokan 90% kebutuhan energi karang. Aih…serasi nian. Karang hidup sehat, dan kumpulan Karang yang membentuk terumbu menjadi rumah ideal bagi banyak mahluk laut. Pada ekosistem Karang yang sehat ini ikan dan mahluk laut lainnya yang enak-enak itu akan hidup sejahtera, gemah ripah loh jinawi, seperti di film animasi Finding Nemo atau Shark Tale.
Hidup bersama secara serasi antara Karang dan Zooxanthella ini bisa saja buyar berantakan karena faktor luar. Pada kondisi tertentu yang menyebabkan Karang stress misalnya karena perubahan suhu air laut, pencemaran yang mengakibatkan berubahnya komposisi kimia air laut, penyakit, perusakan fisik Karang, atau karena Karang kelaparan, Karang akan “mengusir” Zooxanthella dari jaringan tubuhnya dan Karang akan menjadi putih. Peristiwa memutihnya Karang ini disebut dengan Coral Bleaching. Jika kondisi ini terus berlangsung, ujungnya adalah kematian Karang. Jika Karang mati, bubarlah ekosistem gemah ripah loh jinawi tadi. Untungnya, banyak Karang yang bisa bertahan (walaupun sebentar) setelah mengalami bleaching. Pada kasus naiknya suhu air laut, arus air dingin dari dasar laut (upwelling) dapat membantu pulihnya Karang. Karang dikatakan pulih jika tubuh Karang kembali dihuni oleh Zooxanthella.
Perubahan iklim yang sedang kita rasakan bersama pada masa-masa ini, perusakan Karang secara fisik dengan menggunakan bom yang tidak hanya membuat karang memucat tapi hancur berantakan, menangkap ikan di Karang dengan menggunakan racun akan membuat Karang stress, atau perubahan komposisi kimia yg menjadikan air laut menjadi lebih asam, semuanya juga berujung pada hancurnya ekosistem terumbu karang. Akibatnya apa? Ada banyak ikan laut yang kita konsumsi hidupnya sangat bergantung akan keberadaan terumbu karang. Tanpa terumbu karang, stok ikan konsumsi ini bisa habis. Jadi, begitulah, tanpa Karang … tidak akan ada hidangan laut nan lezat itu di meja makan sampeyan.
Foto: “Ondo” Muhajir
Karang the hero!
owh begitu, kalo karang rusak berarti laut ga indah lagi. Btw, karang itu hewan apa tumbuhan dhe?
hewan ya?
Tetep belum menjawab “my one million dollar question” : trus kenapa ada istilah karang taruna?
Dan Terumbu Karang, tak ubahnya seperti ekosistem hutan hujan tropis di lautan. Begitu kaya akan keragaman hayati
Kisah Seribu Intan diganti Seribu Samudra yo Kang..
terimakasih ilmunya Pakdhe… 🙂
baru tahu klo karang tergolong sebagai hewan 😀 #pengakuan
Wah, baru tahu niy paman, klo ternyata bleaching itu karena karangnya ‘kelaparan’ 🙂
Batu karang. Hahaha. Salah kaprah tapi memperkaya bahasa 😀
Tapi kenapa dalam buku-buku pendidikan SD selalu menyebutkan kalau hewan itu selalu berpindah tempat, sedangkan tumbuhan tidak berpindah tempat….
karang laut harus dilestarikan, karang gigi harus dihancurkan… *tanya kenapa* 😀
baru tahu Pak Dhe…
karang bukan batu…
nice info mas…
Sebuah gambar yang sangat indah dan inspiring.
Ingin sekali menjadi diver.
liat pict nya, jadi pengen nyelam, 🙂
liat pict nya, jadi pengen nyelam 🙂
lhoh kewan tah #barutau
thanks Terumbu Karang *sikat iwak asin*
Wah, saya juga baru tahu, kalau ternyata coral itu masuk kategori/kelompok binatang.
yuk’ diving di ujung kulon, coral’y ga kalah indahnya… 🙂