Hari ini, tanggal 8 Juni, diperingati sebagai World Oceans Day. Peringatan begini ya wajar-wajar saja, karena Bumi sebagai sebuah planet, 70% permukaannya berupa laut. Saya sendiri termasuk “orang baru” dalam hal laut. Pekerjaan saya beberapa tahun belakangan ini membawa saya lebih dekat pada laut. Buat saya, agak mencengangkan awalnya betapa sedikitnya pengetahuan kita akan laut. Bahkan ada yang berkata, kita lebih banyak tahu tentang luar angkasa dibandingkan dengan laut.
Tengok saja, ada berapa orangkah yang sudah pernah pergi ke luar angkasa? Tidak sulit menemukan angkanya. Konon kabarnya lebih dari 500 orang pernah bepergian ke luar angkasa, bahkan 12 diantaranya pernah jalan-jalan di bulan dan kembali lagi ke bumi (mungkin karena ndak betah). Wah wah wah, masih sedikit sekali ya. Benar? Tidak juga. Coba bandingkan dengan jumlah orang yang pernah mendatangi laut paling dalam di Bumi, Challenger Deep yang ada di Palung Mariana. Hanya 2 orang, Jacques Piccard dan Don Walsh dengan menggunakan kapal selam Trieste pada tahun 1960.
Ah, tapi ini kan jaman maju, tidak perlulah mengirim orang ke dasar laut sana untuk mencari tahu ada apa di dalamnya. Baiklah jika demikian, ada berapa mesin/benda buatan manusia yang dilontarkan ke ruang angkasa sana, termasuk yang dibuat untuk ditabrakan ke komet, untuk meneliti ada apa di luar angkasa? Ratusan? Ribuan? Lantas ada berapa mesin yang dicemplungkan ke Palung Mariana? Hanya 3.
Apa pasal sehingga jadi demikian? Ada banyak alasan yang dilontarkan. Salah satunya adalah tekanan sangat besar yang dialami benda jika dicemplungkan ke laut. Contoh ekstrim, konon kabarnya jika kita dicemplungkan ke Challenger Deep yang dalamnya nyaris 11 km itu tanpa pelindung apa-apa, tekanan yang diterima tubuh kita seperti sedang ditindih 48 pesawat Boeing 747. Saya tidak tahu, apakah yang dimaksud itu pesawat kosong atau pesawat penuh berisi rombongan wisatawan Indonesia yang baru pulang belanja dari Hong Kong.
Baiklah, tidak usahlah dulu menyelam ke tempat-tempat yang dalam itu. Mari kita lihat isi laut di tempat yang relatif dangkal-dangkal saja. Inipun tidak banyak yang kita tahu, buktinya masih saja ada penemuan jenis mahluk hidup (spesies) baru dalam jumlah lumayan banyak setiap kali diadakan ekspedisi penelitian bawah laut. Di wilayah Bentang Laut Kepala Burung di Papua ditemukan 50 spesies baru mahluk laut, termasuk hiu. Jika ini dianggap wajar, karena Papua relatif “sulit” dan “mahal” untuk didatangi, mari kita tengok Bali. Ada banyak orang pergi menyelam di sini. Di tempat yang selalu ramai dikunjungi oleh banyak penyelam ini saja, baru-baru ini ditemukan sembilan spesies baru ikan.
Saya bukanlah seorang ahli biologi laut, sekadar penikmat saja. Setiap kali saya menyelam, ada saja hal-hal baru (paling tidak buat saya) yang saya lihat. Hal-hal begini selalu membuat saya takjub, walaupun tidak sampai terperangah hingga mulut menganga lebar (nanti saya kelelep). Seorang kawan berkata, ada ratusan juta orang yang hidupnya bergantung akan kelestarian laut, jika lingkungan laut rusak, bisa selesai itu hidup mereka. Saya tambahkan, tidak hanya mereka, kita juga selesai.
Laut memang misteri yang luar biasa.
Welcome back, dhe. Kerinduan saya akan tulisan panjenengan sudah terobati, yang belum adalah bisa ketemu langsung lagi 😀
manteeeeeeeeeeeeebb kang:)
smoga alam makin lestari pokoknya,
ga cuma mikir eksploitasinya saja, tapi juga mikir untuk ngejaganya,
ga cuma menikmatinya saja, tapi juga bisa ngelakuin sesuatu dan ga sekedar mikir
*padahal saya jg blm melakukan apa2 buat sang alam*
😐
hehehe iya pak dhe… sebenarnya laut memang misteri ya.. masih banyak kehidupan di dalam laut yang masih belum kita tau 😀
Saya belum pernah menyelam maupun ikut kapal + kapsul selam. Ndak ada paket tandem ya? 😀
salam buat Nemo ya Pamaaaan.. Bilangan mereka jangan sampe punah dulu sebelum saya dan Vio sempat menengok 😀
eh kok Paman sih? 🙄 Pakde, maksudnya…
*ini pasti efek komen di bawahnya Paman Tyo*
:))
Mak Chic ahlesyan
selamat hari laut pakdeeee!
Hehe, anu pakdhé lhaaa foto di posting ini saja masih di permukaan laut 🙂
jacques piccard… dulu suka liat film dokumenternya di salah satu teve swasta…
Spesies baru itu adalah spesies lama yang baru diketahui, atau spesies baru hasil mutasi genetik ya Dhe?
lamanya ya baru update,
baru tau ada hari Kelautan dunia ini, trims ya
selamat hari laut
Kang … mbok ya sekali2 main ke hutan utk ngintip burung Kuwau dan Rangkong. Di tempat kampung saya di Muara Tae (Kaltim) banyak tuhh. Sayangnya … hutan2 yg tersisa itu sedang terancam sawit dan tambang batubara
Laut penuh misteri, saya pun cuma bisa melintas diatasnya. Belum pernah nyelam, hanya sekitar bibir mencicipi garam 😀
salam nggo putri duyung yo om nek ketemu..
Sampeyan juga spesies baru dilaut yaa Pakdhe?? Suka nyelam, tapi duluuu.. Mbayarnya mahal, ditabung buat ongkos anak2 nanti blajar selam heheh.. Salam kenal, saya suka baca blog dr jaman Ghilman SD, tapi sedih Pakdhe lamaaaa bgt ga update heheee…
wakakakakaka, mantebtenan Om. Salam kenal Om Mbilung. Pokoke mantebtenan.com deh.
Waw.. ingin jadi ahli ikan2 di laut sebenernya, tapi berawal dari menikmati dulu ajah–takjub oleh celoteh pakde (bgt mrk menyapa anda. Asik juga menyapa bgt) yang mantep..
fotonya bikin ngeces tok pakde 🙂
jadi pengen nyelam, atau minimal snorkling dulu.. dan jadi inget, kenapa pantai utara nggak bisa diselamin ya? (ah~)
saya ko belum pernah nyelam ya…
nyelamnya cuma di dunia maya.
misteri di laut juga konon katanya lebih menantang daripada di luar angkasa, bener ngga pakdhe?