Bayangkan suasana di pasar terbuka, tengah hari bolong, panas, dan semua penjualnya berteriak-teriak seperti berebut mempromosikan barang dagangannya sekaligus (secara fisik) menarik lengan orang baik yang memang ingin berbelanja di pasar itu maupun yang disangka ingin berbelanja.
Taruhlah saya punya daftar barang yang harus saya beli, lantas daftar tersebut entah bagaimana caranya hilang begitu saja. Maka yang muncul adalah, semua teriakan tadi menjadi penting untuk didengar sambil mencoba mengingat apakah barang yang diteriakkan namanya itu ada di dalam daftar yang tadi hilang.
Daftar barang yang harus dibeli tidak banyak, kurang dari sepuluh. Akan tetapi di tengah-tengah suasana pasar yang riuh, panas dan disesaki orang, sulit sekali mengingat apa saja yang ada di dalam daftar itu. Maka saya pulang dengan tangan kosong, meminta daftar baru. Dengan lebih berhati-hati, daftar belanjaan itu saya pegang. Dengan gagah berani saya kembali ke pasar bising, sesak dan panas tadi. Barang pertama saya dapat, demikian pula yang kedua dan ketiga. Celaka, barang keempat tidak ada demikian pula yang kelima. Suara-suara bising itu kembali mengganggu saya dengan aneka pilihan pengganti barang yang tidak ada tadi.
Mungkin saya harus duduk tenang sambil menikmati cendol dingin dulu. Baiklah, saya mengalah, cendol dingin saat ini lebih penting dibanding pilihan pengganti barang yang tidak ada tadi. Cuaca yang panas membuat bangku-bangku di sekitar gerobak cendol cepat terisi, semua mau duduk. Enggan mengantri duduk. Geser dan pepet saja orang yang sudah terlebih dahulu duduk. Cendol saya belum juga jadi, sementara saya yang tadinya duduk di tengah bangku sudah terdesak ke bagian ujung. Baiklah, lupakan saja soal cendol ini, dan mulai mencari pengganti barang yang tadi tidak ada dan membeli barang yang masih belum terbeli.
Saya kembali ke tengah kerumunan orang. Pasar masih saja bising, panas dan sesak. Saya sudah memutuskan barang apa yang akan saya beli mengganti barang yang tadi tidak ada. Sebentar, mana tadi tiga barang yang sudah saya beli. Sial….tertinggal di tukang cendol. Saya harus kembali ke tukang cendol untuk mengambil tiga barang yang tertinggal. Tidak ada…tiga barang tadi tidak saya temukan. Mungkin sudah hilang. Baik, apa yang harus saya lakukan sekarang? Saya harus mencoba mencari tiga barang yang mungkin hilang? Membeli pengganti barang yang tadi tidak ada? Membeli barang lain yang masih ada di dalam daftar? Pasarnya masih bising, sesak, dan panas.
Pasar itu, saat ini, ada di dalam kepala saya.
muyer pakde =))))
sabar pakde, sabaaar 🙂
mumet …..wkwkwkwk
hihihhiii….kirain ke pasar beneran pak 😀
saya ikut mumet dan kepanasan bacanya 😀
Rada aneh kiyé.
*pijet-pijet kepala bapak*
sini2 kita makan-makan minum-minum sini.
Akyuh sebenernya pengen menikmati cendol dingin juga. Tapi gak ada disini. Baiklah, saya mengalah untuk tak minum cendol dingin dulu :D.