Namanya juga pensiunan tetapi bisa jadi kegiatannya lebih sibuk dari pekerja. Wira-wiri ke sana kemari bertemu teman atau kerabat sambil menggali ingatan tentang masa lalu.
Hal ini juga berlaku bahkan pada saat melayat, tentunya setelah bertemu dan menyampaikan rasa duka kepada keluarga yang sedang berduka. Duduk di luar, bertemu teman dan obrolan masa lalu dimulai.
Ingatan saya tidaklah istimewa, bahkan cenderung buruk. Pada sebuah acara pertemuan dengan teman-teman semasa SMP, saya lebih banyak diam karena saya tidak ingat akan apa yang tengah mereka bicarakan. Mereka ingat, saya tidak. Ujung-ujungnya hanya senyum dikulum saja sebagai tanggapan dari pembicaraan mereka.
Pun ketika beranjangsana ke rumah teman, pembicaraan tentang masa lalu ini menjadi menyiksa karena banyak yang saya tidak ingat. Sementara teman yang dikunjungi dengan pongahnya memamerkan ketajaman daya ingatnya.
Pada acara besuk atau dibesuk teman, lebih menyedihkan lagi karena yang diperbincangkan adalah soal penyakit dan apa saja pantangan yang harus dilakoni. Saya sangat senang jika pertanyaan ke dokter “ada pantangan apa dok?” dijawab “tidak ada”.
Lain halnya dengan kondangan, kalaupun saya banyak lupa soal masa lalu, saya bisa saja minta izin meninggalkan mereka barang sejenak untuk ikut antri di gubuk-gubuk makanan. Karena makanan yang diberikan biasanya dalam porsi kecil, saya jadi bisa bolak-balik antri di gubuk yang sama atau gubuk berbeda, karena kenyang adalah kunci.
Tinggalkan komentar