
E-paper dari Kompas.id pagi ini (Jumat, 25 Juli 2025) ada tulisan soal hal yang belakangan ini sedang heboh, soal data pribadi yang kabarnya akan “diserahkan” ke negara lain.
Saya sendiri tak tahu banyak perkara ini, tak ingin juga tadinya untuk ikut-ikutan menelisik persoalan ini. Buat saya, ada lebih banyak pertanyaan dari pada hal yang saya tahu.
Pertanyaan seperti, untuk kasus saya pribadi, bukankah selama ini saya sudah menyerahkan banyak hal soal data pribadi ke entitas dari luar negeri ini secara sukarela? Kapan? Pada saat saya mendaftat untuk mendapat pelayanan email (saya pakai gmail) misalnya. Atau pada saat saya mengajukan diri untuk menggunakan kartu kredit Visa atau Mastercard. Lebih jauh lagi, pada saat saya mengajukan untuk mendapatkan Visa berkunjung ke negara lain. Bukankah demikian? Atau bagaimana?
Saat ini, saya lebih khawatir jika data pribadi tersebar dan dimiliki oleh pinjol, oleh call center yang menawarkan ini itu lewat telepon. Yang kemudian juga malah menjadi hal yang menggelikan tetapi sebenarnya bikin jengkel adalah data pribadi dalam bentuk salinan kartu keluarga dijadikan bungkus oleh penjual gorengan.
Sekali lagi, saya tak paham soal ini. Sudilah kiranya ada yang mau memberikan saya pengetahuan tentang ini. Belajar dari medsos? Maaf, saya tidak begitu percaya isinya.
Tinggalkan komentar