
Sekarang tiap sebulan sekali saya masih harus menyambangi ruang kemoterapi di rumah sakit di Cibinong. Ruangan berkapasitas 17 bilik kemoterapi ini biasanya ramai sekali di hari Sabtu. Ada berbagai macam orang dengan berbagai macam kanker yang diidapnya.
Siang tadi, selain para pasien, ruang ini juga didatangi oleh orang-orang yang tidak sedang berobat, dan mereka juga bukan perawat. Para pengunjung ini adalah para pengidap kanker yang baru mau akan menjalani kemoterapi. Mereka datang untuk mendengarkan kisah para pengidap kanker yang tengah menjalani kemoterapi.
Apa maksud mereka datang? Untuk mencari tahu pengalaman kemoterapi dan saling menguatkan ternyata. Begitulah ruang kemoterapi siang ini lebih riuh dari biasanya.
Biasanya juga riuh dengan obrolan para pasien yang berbagi pengalaman dan berbagi makanan dengan sesama pasien lain sementara menunggu seluruh obat kemoterapi masuk ke dalam tubuh. Kadang ada yang “pamer” efek samping kemoterapi dan bagaimana mengatasinya. Ada juga yang “pamer” kalau alisnya sudah mulai tumbuh lagi. Macam-macam ceritanya.
Para perawat dan dokter jaga di ruang kemoterapi juga kadang ikut nimbrung ngobrol seputar kanker. Saya mengamati semuanya memberi kata-kata penyemangat kepada pasien. Saya merasakan bagaimana para perawat secara telaten merawat kami dan kadang-kadang sambil bercanda sehingga suasana cair sekali di dalam ruang perawatan.
Percayalah, tidak ada kesan seram di ruang perawatan walaupun kanker sering disamakan dengan penyakit yang penuh kengerian. Mendengar kata-kata penyemangat dari siapapun di ruang tersebut menumbuhkan rasa optimis. Paling tidak, itu yang saya rasakan.
Tinggalkan komentar