Kendaraan bertenaga listrik kini kian populer di Indonesia. Kendaraan yang digadang-gadang ramah lingkungan, bersih dan lebih baik daripada kendaraan berbahan bakar fosil. Benarkah?
Adalah benar kendaraan listrik itu pada saat sedang dioperasikan tidak menghasilkan emisi apa-apa, tidak seperti kendaraan berbahan bakar fosil yang mengeluarkan berbagai macam gas berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Akan tetapi sebersih itukah kendaraan listrik itu? Coba kita tengok asal listriknya dari mana. Listriknya di dapat dari pabrik setrum yang untuk membangkitkan listriknya kebanyakan masih menggunakan bahan bakar fosil, batu bara misalnya. Tambang batu bara itu bukanlah tambang yang ramah pada bumi. Selain itu, pada saat batu bara dibakar untuk menghasilkan bahang yang diubah menjadi listrik, ada banyak gas beracun yang dilepaskan. Sehingga setrum yang dihasilkan untuk mengisi tenaga kendaraan listrik tidak bisa dikatakan bersih.
Belum lagi soal baterai untuk menyimpan setrum di kendaraan. Apa saja bahan pembuatnya? Misalnya nikel yang penambangannya ya astaga sekali merusaknya.
Lantas bagaimana? Buat saya, sebaiknya para produsen (dan pembuat kebijakan) kendaraan listrik harus jujur dengan barang jualannya. Jangan asal klaim kalau kendaraannya itu bersih dan ramah lingkungan. Kalau menutup-nutupi soal ini, apakah barang jualannya bisa dikatakan halal?
Tinggalkan komentar