Pasar

Bayangkan suasana di pasar terbuka, tengah hari bolong, panas, dan semua penjualnya berteriak-teriak seperti berebut mempromosikan barang dagangannya sekaligus (secara fisik) menarik lengan orang baik yang memang ingin berbelanja di pasar itu maupun yang disangka ingin berbelanja.

Taruhlah saya punya daftar barang yang harus saya beli, lantas daftar tersebut entah bagaimana caranya hilang begitu saja. Maka yang muncul adalah, semua teriakan tadi menjadi penting untuk didengar sambil mencoba mengingat apakah barang yang diteriakkan namanya itu ada di dalam daftar yang tadi hilang.
Continue reading “Pasar”

Istirahat yaaaa …

Salah satu hal yang menurut saya menyedihkan adalah saat sakit dan tidak ada yang menemani. Beberapa kali saya mengalami kejadian begini, pada saat saya hidup sendiri jauh dari siapa-siapa di negara orang lain pula, atau pada saat saya sedang tinggal di hutan. Sakitnya sendiri tidak perlu yang berat-berat seperti korengan, kadas, panu, atau kurap, cukuplah yang biasa-biasa saja seperti demam tinggi disertai batuk atau pilek. Ada yang berkata, kesendirian itu membunuh, tapi ya gak segitunya juga kaleee.
Continue reading “Istirahat yaaaa …”

Rumah Pohon

Pada saat saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar, saya dan beberapa teman memiliki sebuah rumah pohon. Ya “rumah” yang dibuat di atas pohon, entah pohon apa, mungkin Angsana. Rumah pohon itu sebenarnya tak bisa juga disebut rumah, karena sangat sederhana dan merupakan susunan papan-papan bekas saja yang dibuat sebagai tembok dan ilalang sebagai atapnya. Ruangan rumah itu pun sempit, hanya bisa menampung empat bocah kurus yang duduk sembari melipat badan persis aktor sirkus keliling. Saya tidak ingat apakah rumah itu kami beri nama atau tidak.

Continue reading “Rumah Pohon”

Menyelam Agar Tidak Blingsatan

Enter the Unknown

Ini tulisan untuk sekadar menjawab pertanyaan mengapa saya blingsatan kalau lama tidak menyelam. Jadi begini, tiga tahun belakangan ini, dunia kerja saya praktis berputar di hal-hal yang berkaitan dengan laut dan isinya. Menyelam (scuba diving) menjadi bagian dari pekerjaan itu. Awalnya sulit bagi saya untuk menyelam. Jangankan menyelam yg harus berendam sepenuh badan di dalam air, saya itu disuruh mandi saja susah. Saya orang darat, persis seperti di lagu film Ninja Hattori, “mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudra, bersama kawan bertualang”.
Continue reading “Menyelam Agar Tidak Blingsatan”