Pada saat saya masih belia, berdebat, adu argumentasi, adalah kegiatan yang saya gemari. Tidak selalu saya yang “menang” dalam kegiatan tersebut, sesekali menang, sesekali kalah, banyak kali tak jelas hasilnya. Tetapi saya menikmatinya dan tak ada rasa marah apalagi dendam jika saya kalah.
Kemudian, seiring dengan bertambahnya usia, kegemaran untuk berdebat itu semakin pupus. Saya lebih menyukai mendengar orang saling beradu argumentasi. Saya sendiri tidak terlibat di dalamnya, hanya mendengar saja. Terkadang ya sambil tersenyum manakala melihat urat darah di leher teman-teman yang sedang adu argumentasi itu sampai keluar.
Saat ini, saya lebih menyukai kesunyian. Bahkan hanya mendengar orang berdebat saja bisa bikin saya lelah, bahkan terkadang membuat saya jengkel. Jadi, lupakan acara talk show di televisi, no thank you, not interested!
Bagaimana dengan sosial media yang riuh dengan perdebatan? Skip juga, kalaupun ada berita yang saya dengar biasanya dari kawan-kawan dekat yang mengunggah beritanya di laman sosial media mereka. Itupun kebanyakan saya anggap sebagai angin lalu saja.
Seperti yang saya sebutkan tadi, usia tampaknya banyak berperan dalam hal ketertarikan saya. Soal berdebat, kalau ada yang bilang ke saya 1+1=9, saya paling hanya melirik manja sambil berkata “iyeh”, lalu melengos.
Tinggalkan Balasan ke Ndik Batalkan balasan