Lupa-Lupa Ingat

Burung Gajahan timur dalam genggaman di Broome

Sebuah foto lawas muncul di layar telepon seluler pagi tadi. Lawas karena seingat saya foto itu diambil pada tahun 1992, di Roebuck Bay, Broome, Australia Barat. Lantas saya berusaha keras mengingat-ingat perjalanan saya waktu itu. Mari kita simak, apa saja yang saya ingat.

Waktu itu tahun 1992, saya lupa bulan apalagi tanggalnya, saya diundang untuk mengikuti sebuah ekspedisi burung pantai di Australia oleh Australasian Wader Study Group sekaligus untuk mengambil lisensi pencincinan burung.

Saya ingat saya terbang dari Jakarta ke Perth dengan maskapai Garuda. Dua malam menginap di Perth untuk kemudian terbang ke Broome dengan maskapai Ansett Australia (sekarang maskapai ini sudah tidak lagi beroperasi). Tidak ada yang istimewa dari dua penerbangan tadi.

Di bandara Broome saya dijemput untuk kemudian diantar ke Broome Bird Observatory (BBO) di Roebuck Bay. Buat saya, Broome adalah kota kecil yang hidup dari industri mutiara dan pariwisata.

Di BBO saya mulai dikenalkan dengan cara-cara menangkap burung liar terutama dengan menggunakan jaring kabut (mistnet) dan jaring roket (cannon net). Cara-cara menangani burung yang tertangkap dan bagaimana mengukur dan mencatat kondisi bulu-bulu sayapnya. Setelah sesi teori, langsung praktek.

Ada jutaan burung pantai bermigrasi di Roebuck Bay, dan kami hanya punya target memasang cincin untuk ratusan ekor saja. Begitulah, hari-hari dipadati dengan menangkap dan mencincin burung pantai. Sesekali saya memasang jaring kabut di hutan mangrove dan di belukar sekitar BBO untuk menangkap dan mencincin selain burung pantai.

Saya ingat kecerobohan saya karena melepas sarung tangan pada saat mengeluarkan burung alap-alap di jaring kabut. Akibatnya kuku alap-alap yang setajam pisau melukai ibu jari saya. Bekas lukanya masih ada sampai sekarang.

Saya tidak ingat berapa lama saya di BBO, tetapi saya ingat sesudah BBO kami berpindah lokasi ke eighty mile beach. Dahulu namanya ninety mile beach, tetapi untuk menghindari tertukarnya nama pantai ini dengan ninety mile beach di Victoria, namanya diubah menjadi Eighty mile beach. Walaupun sesungguhnya panjang pantainya 140 mil. Saya malas bingung dengan fakta-fakta itu.

Eighty mile beach

Di sini kembali menangkap burung pantai dengan menggunakan cannon net. Menangkap dan memproses ratusan ekor burung begini melelahkan juga. Padahal waktu itu tenaga saya masih sekuat badak dan gerak saya masih selincah kijang.

Memproses burung pantai untuk dipasangi cincin di Eighty mile beach.

Beberapa kali saya merasa bosan menangkapi burung pantai yang tidak ada indah-indahnya itu. Untuk memerangi rasa bosan, kadang saya dan beberapa teman pergi ke sumber air di tengah padang pasir, di sana bisa melihat banyak burung gurun yang cantik-cantik.

Mata air di tengah gurun

Selesai dari Eighty mile beach, kami berpindah lagi ke Selatan, ke Port Hedland. Ini medan yang paling menantang karena kami menangkap burung di tambak garam. Tambak yang berlumpur menyulitkan untuk memasang jaring kabut. Lupakan cannon net, yang tak bisa dipasang di sini.

Seingat saya, kami tidak lama ada di Port Hedland dan dari sini kami kembali lagi ke BBO. Karena saya mengikuti ekspedisi ini sekalian untuk mengambil lisensi pencincinan burung, maka beberapa kali saya diberi ujian untuk melihat seberapa paham dan seberapa lihai saya dalam mencincin burung. Ujiannya santai saja, tidak penuh ketegangan.

Sesi ujian rutin untuk mendapatkan lisensi mencincin burung

Sampai di sini ingatan saya hilang. Saya hanya ingat, setelah Broome saya terbang ke Melbourne, tetapi saya tidak ingat apakah terbang langsung dari Broome atau singgah dahulu ke Perth. Saya hanya ingat di Melbourne saya ada mencincin burung di semak-semak, di fasilitas pengolahan air limbah dan di Phillip Island untuk mencincin Little Penguin.

Selesai di Melbourne kemudian saya ke Canberra untuk mengikuti ujian akhir untuk mengambil lisensi mencincin burung di Australian Bird and Bat Banding Scheme (ABBBS).

Selesai ujian, pindah ke Sydney buat liburan beberapa hari sebelum kembali ke Jakarta.

Hanya itu yang saya ingat dari petualangan ke Australia tahun 1992. Banyak detail yang saya lupa atau ingatnya samar-samar.

Bagaimana dengan lisensi mencincin burung? Saya lulus dan berhak mendapat lisensi kelas A. Ini artinya saya berhak mencincin burung tanpa supervisi.

Melemahnya daya ingat ini kadang membuat saya takut. Saya takut kehilangan ingatan masa lalu dan kehilangan ingatan akan orang-orang yang pernah dekat dengan saya. Untuk itulah saya ngeblog (lagi). Semoga ini membantu.

Komentar

4 tanggapan untuk “Lupa-Lupa Ingat”

  1. Ndik Avatar
    Ndik

    Manstab, berarti bisa bukak praktek masang cincin di burung om

    Suka

    1. Rudy Rudyanto Avatar
      Rudy Rudyanto

      Lisensi mencincin burung saya sudah lama habis masa berlakunya 😁

      Suka

  2. Blogombal Avatar

    Betul, ngeblog antara lain buat mempersegar otak.

    Kalo sekarang burung bisa dipasangi pemancar GPS ya. Soal lain yang saya paham, dalam migrasi flock lintas benua itu yang mati berapa persen ya?

    Saya takjub akan migrasi burung dan pernah menulis soal itu

    Suka

    1. Rudy Rudyanto Avatar
      Rudy Rudyanto

      Migrasi memang fenomena yang mengagumkan. Soal berapa yang mati dalam perjalanan migrasi angkanya ada di kisaran 10-50%, tergantung jenis burungnya. Kebanyakan mati karena kelaparan/kelelahan, cuaca, perburuan dan nabrak gedung tinggi atau kincir angin.

      Suka

Tinggalkan Balasan ke Blogombal Batalkan balasan