Dasar Parasit!

Kata parasit berkonotasi negatif, terutama jika diterapkan pada manusia, misalnya “dasar kerabat parasit, cuma numpang hidup aja, gak ada guna, hih!” Namun, cara hidup parasit begini adalah strategi hidup yang umum pada hewan dan tumbuhan. Kali ini saya hanya akan bercerita soal satu tipe parasit pada hewan saja yaitu brood parasitism.

Brood parasitism atau kalau mau diterjemahkan mungkin bisa jadi parasitisme sarang (agak aneh buat saya) adalah perilaku dimana hewan parasit “menitipkan” telurnya pada hewan dari spesies yang sama atau spesies yang lain.

Pada hewan, brood parasitism yang terkenal dijumpai pada burung, seperti burung cuckoo, contohnya burung Wiwik kelabu atau burung Kedasih. Pada ikan, misalnya ikan Lele (Synodontis multipunctatus) dari danau Tanganyika di Afrika Timur dan pada serangga.

Pada burung cuckoo, burung parasit ini bertelur pada sarang dari burung lain, misalnya pada sarang burung Perenjak. Setelah bertelur, sang betina lantas minggat begitu saja. burung Perenjak tidak menyadari ada telur tambahan di sarangnya. Biasanya telur burung parasit ini menetas lebih dahulu. Anak burung parasit ini kemudian membuang telur burung Perenjak dan ia jadi satu-satunya burung dalam sarang itu. Burung Perenjak merawat dan memberi makan burung parasit ini selayaknya ia merawat anaknya sendiri.

Pada lele dari Danau Tanganyika, lele parasit ini menyisipkan telurnya pada telur-telur ikan ciclid pada saat ikan ciclid sedang bertelur. Ikan ciclid ini merawat dan melindungi telur-telurnya dengan memasukkannya di mulutnya (mouthbrooding). Telur lele biasanya akan menetas duluan dan anak-anak lele ini akan memakan telur-telur ikan ciclid yang ada di dalam mulut, sehingga anak-anak lele menjadi penguasa di dalam mulut ikan ciclid, dirawat dan dilindungi hingga anak-anak ikan lele tadi bisa mandiri.

Pada serangga, hal ini terjadi pada serangga sosial seperti semut, lebah dan tawon (lain kalilah dibahas bedanya lebah dan tawon). Semut parasit dari genus Myrmecophiles misalnya, ratu semut parasit ini masuk ke dalam sarang semut lain, membunuh ratu dari semut yang diparasiti dan koloni semut akan merawat ratu parasit dan anak-anaknya.

Strategi parasit begini sangat menguntungkan bagi kelangsungan hidup hewan parasit. Paling tidak hewan parasit ini terhindar dari kewajiban untuk memelihara anaknya. Energi untuk memelihara anak ini kemudian digunakan untuk mencari makan atau kawin lagi. Praktis bukan?

Komentar

Satu tanggapan untuk “Dasar Parasit!”

  1. Blogombal Avatar

    Soal lebah dan tawon saya tunggu.

    Tentang parasit, dulu saya menganggap mereka licik, urik. Tetapi setelah menonton sejumlah video pendek tentang satwa di Twitter eh X, saya pun tersadarkan bahwa itu mekanisme alam dalam ekosistem.

    Melihat predator memangsa hewan lain yang lebih kecil saya kadang masih gak tega, tapi akal saya bisa menerima bahwa itu adalah bagian dari rantai makanan.

    Maka di taman nasional dan lainnya dikenal perburuan legal, bukan liar, demi keseimbangan habitat, kan?

    Tentu beda masalahnya jika manusia mengikuti hukum rimba. Sudah berevolusi lama, dan masih, kok nggak maju.

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Blogombal Batalkan balasan