Makar? Makar Siang atau Makar Malam?

Persoalan mengibarkan bendera ini kok ya jadi runyam. Aturannya kan sudah ada, selama bendera non merah putih yang dikibarkan bukan bendera yang dilarang di republik ini dan posisinya tidak lebih tinggi dari bendera merah putih, ya boleh saja.

Lantas reaksi para penguasa dengan maraknya pengibaran bendera ini malah bikin kening berkerut dan ingin mengeluarkan sumpah serapah. Untungnya sumpah serapahnya bisa ditahan untuk tidak diucapkan, saya malah rugi berkali lipat, buang-buang energi saja.

Saya bukan penggemar anime karya Eiichiro Oda itu atau pemuja Luffy dan kru topi jeraminya. Ide yang dibawa oleh bendera itu ya biasa saja menurut saya dan saya melihat sebagai hal yang relevan di tengah situasi negeri yang sedang tidak baik-baik saja ini.

Mengibarkan bendera one piece, selama tidak melanggar aturan soal pengibaran bendera, ya monggo saja. Saya sendiri tidak akan mengibarkan bendera one piece itu, karena tidak punya. Pun tidak akan menganjurkan orang lain untuk mengibarkan bendera itu. Ini soal pilihan saja.

Jika lantas mengibarkan bendera one piece dianggap sebagai upaya memecah belah persatuan bangsa dan makar, seram sekali cara berpikirnya. Lebih baik kita ngopi bareng, sambil makar roti sumbu, sebelum nanti makar siang dan makar malam. Yuk…

Komentar

5 tanggapan untuk “Makar? Makar Siang atau Makar Malam?”

  1. Blogombal Avatar

    Makar malam terjadi di pabrik batik.

    Suka

    1. Rudy Rudyanto Avatar
      Rudy Rudyanto

      🤣 asal jangan lantas dicelup sesudah makar.

      Suka

  2. warungselat Avatar

    Seorang tetangga saya mrmasang bendera itu di rumahnya, malah istri saya yang khawatir bakal ada apa-apa ke tetangga itu😁 tapi sampai hari ini aman.

    Suka

    1. Rudy Rudyanto Avatar
      Rudy Rudyanto

      Sepertinya di Solo tidak dipermasalahkan, dan semestinya ya begitu.

      Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan ke Blogombal Batalkan balasan