Pagi tadi saya mendatangi fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama BPJS untuk mendapatkan rujukan berobat ke faskes lanjutan. Selagi menunggu antrian, saya sempat mengenang perjalanan saya dengan BPJS ini.
Sejak didiagnosa saya menderita kanker plasma darah yang sampai saat ini belum bisa disembuhkan dengan pengobatan yang ada, saya dan istri memutuskan untuk menggunakan BPJS, bukan asuransi kesehatan dari kantor saya yang lama. Saya sadar ini akan menjadi perjuangan yang panjang dan bisa jadi melelahkan serta mahal.
Sejauh ini saya sangat beruntung, semuanya berjalan relatif lancar dengan sedikit speed bump disana sini. Betul sekali ada antrian panjang, kebingungan-kebingungan kecil, rasa lelah karena harus menunggu tindakan, ya begitulah.
Faskes tingkat pertama yang letaknya tidak jauh dari rumah ini, memiliki pelayanan yang baik sekali menurut saya. Setelah mendaftar untuk berkunjung ke faskes ini melalui aplikasi mobile JKN sehari sebelum jadwal kunjungan yang diinginkan untuk mendapatkan nomor antrian, tinggal datang saja pada hari yang ditentukan. Duduk manis, nanti nomor antrian akan dipanggil dan langsung bertemu dengan dokter dan perawat di poliklinik. Bilang mau minta rujukan, lantas akan diminta menunggu sebentar. Tak sampai lima menit, rujukan sudah diperoleh. Lancar sekali.
Langkah selanjutnya adalah membuat jadwal ke faskes lanjutan, sekali lagi dengan mobile JKN. Saat itu juga nama dokter, nama faskes, jadwal kunjungan dan nomor antrian, serta perkiraan waktu dilayani akan muncul. Lancar? Belum tentu, kadang ada masalah, sehingga semua harus dilakukan secara manual di faskes lanjutan. Resikonya, harus menunggu lebih lama untuk dapat dilayani.
Secara umum pelayanan di faskes lanjutan saya rasakan baik sekali. Jika semua lancar dengan mobile JKN, saya mendapatkan pelayanan yang relatif tepat waktu dan lancar. Termasuk jadwal kemoterapi yang harus saya jalani. Saya harus mengacungkan semua jempol yang saya punya untuk kualitas layanan para perawat di ruang kemoterapi. Pasien BPJS atau bukan, semua dilayani dengan penuh senyum dan kegembiraan. Kadang ruang kemoterapi dipenuhi tawa, bukannya kesedihan dan keprihatinan. Ini sangat penting.
Jika ada yang harus saya keluhkan maka itu adalah waktu tunggu untuk mendapatkan obat dari instalasi farmasi. Mungkin karena banyaknya pasien BPJS di rumah sakit itu. Selain itu, dokter kadang datang agak terlambat, mestinya dokter sibuk sehingga harus datang terlambat melayani pasien.
Semua ini sudah saya jalani lebih dari satu setengah tahun. Sejauh ini saya terkesan dengan BPJS. Ya melelahkan, tetapi saya tetap terkesan. Semua nyaris gratis, ada beberapa obat dan pemeriksaan laboratorium yang tidak ditanggung BPJS. Buat saya, walaupun masih ada yang bisa lebih diperbaiki pelayanannya, BPJS adalah penyelamat.
Tinggalkan Balasan ke Ndik Batalkan balasan