Seorang kawan seusia mengirimkan pesan melalui WhatsApp, “aku punya ani-ani”. Saya langsung menjawab “persoalan pribadimu mbok ya disimpan sendiri saja”. Ada yang tidak nyambung tampaknya. Dia bermaksud pamer ani-ani alat untuk memanen padi. Mengapa pula saya memaknai ani-ani teman saya dengan pengertian ani-ani jaman now.

Saya tidak tahu apakah ani-ani saat ini masih digunakan untuk memanen padi, atau sudah digantikan dengan sabit. Ani-ani digunakan kabarnya untuk meminimalkan hilangnya bulir pada yang lepas dari malai padi. Bulir padi memang mudah lepas jika malai padi terguncang-guncang.
Walaupun ani-ani bisa menurunkan kehilangan bulir padi tetapi memanen padi dengan menggunakan ani-ani dirasa lambat sekali. Menggunakan sabit akan lebih cepat.
Saya tidak tahu apakah anak-anak jaman sekarang mengenal ani-ani (yang untuk memanen padi). Saya sendiri pertama kali mendengar soal ani-ani pada waktu bersekolah SD, dari lagu Waktu Potong Padi ciptaan S. Poniman.
Potong padi ramai-ramai di sawah
Ani-ani dikerjakan semua
Bila tiba waktunya
Mari kita pulang ke rumah
Begitu penggalan liriknya. Lantas saya ingat guyonan Srimulat soal ramai-ramai ini.
“Ada apa ini ramai-ramai?” Tanya pak RT. “Ada potong padi Pak” jawab warga yang mbeling.
Tinggalkan komentar