
Ada dua nama yang akrab di telinga kita untuk hewan kecil yang gesit ini. Pelanduk dan Kancil. Belum ada konsensus resmi soal nama ini, bahkan tatanama ilmiah untuk hewan berkuku genap ini masih belum genap juga.
Versi saya adalah, Pelanduk dipakai sebagai nama hewan dari genus Tragulus, dari Bahasa Yunani kuno Tragos (kambing jantan) dan ulus (yang kecil). Sedangkan kancil adalah Pelanduk dari spesies Tragulus kanchil yang tersebar luas di Asia Tenggara.
Namun ada sebagian ahli yang menganggap Pelanduk di Jawa (dan mungkin juga ada di Bali) adalah jenis tersendiri dan dinamai Tragulus javanica atau Pelanduk jawa. Biarlah para mammalogist yang pusing soal ini, kita menonton saja.
Ada satu lagi genus Tragulus yang hidup di Indonesia. Ada di Sumatera, Pulau Kalimantan, selain juga di Semenanjung Malaya, Thailand, Myanmar dan Singapura. Ukurannya sedikit lebih besar dari Kancil dan dikenal dengan nama Napu (Tragulus napu).
Pelanduk dan Kancil telah lama dikenal melalui lagu anak-anak. Tetapi saya tidak menemukan lagu tentang Napu. Lagu Pelanduk dan Kelinci karya Pak Dal contohnya.
Di hutan ada rumah
didiami pelanduk
datang seekor kelinci
mengetuk pintu
Karena yang mengetuk pintu adalah Kelinci, maka bisa dipastikan ini terjadi di Sumatera yang memiliki spesies Kelinci-belang sumatera (Nesolagus netscheri).
Yang juga terkenal adalah lagu Si Kancil Mencuri Timun yang tak jelas siapa penciptanya. Kejam juga lagu ini.
Si kancil anak nakal
Suka mencuri timun
Ayo lekas dikurung
Jangan diberi ampun
Sementara lagu Si Kancil yang tidak populer diciptakan oleh Tony Koeswoyo dan dibawakan oleh Koes Bersaudara. Isi ceritanya sama, si kancil mencuri timun lantas ditangkap oleh petani dengan menggunakan boneka kancil yang dilumuri getah (pulut).
Kancil adalah hewan kecil yang gesit. Tak heran dia lantas dijadikan julukan untuk pemain sayap sepak bola Indonesia yang kecil dan gesit dari akhir tahun 60an hingga awal 80an, Abdul Kadir.
Saya dengar ada yang coba memelihara Pelanduk seperti hewan ternak. Dalam skala kecil tampaknya ini berhasil, Pelanduknya jadi banyak. Semoga saja tidak terjadi kawin silang antara Kancil sumatera dan Kancil kalimantan dengan Pelanduk jawa, kasihan taxonomis mammalia nanti menggolongkan anaknya sebagai apa.
Tinggalkan Balasan ke warungselat Batalkan balasan