Kalau kita bicara soal penghasil oksigen di muka bumi ini, maka yang banyak dibicarakan orang adalah hutan. Hutanlah penghasil oksigen bagi planet ini. Tidak salah juga tetapi sebenarnya tidak sepenuhnya akurat.
Jika yang dilihat berapa banyak oksigen yang dihasilkan, hutan hanya berkontribusi kira-kira sebesar 20-50%. Lantas sisanya dari mana? Dari laut. Laut merupakan tempat hidup bagi jasad renik bernama fitoplankton yang juga berfotosintesa dan menghasilkan 59-80% oksigen.
Saya terlalu menyederhanakan hitung-hitungannya. Itu tidak menjawab pertanyaan kenapa tidak ada penumpukan oksigen di udara? Itu terjadi karena sejatinya oksigen yang dihasilkan oleh hutan dan laut itu kemudian digunakan oleh semua mahluk hidup, termasuk oleh hutan dan fitoplankton, untuk hidupnya juga.
Jika demikian, pertanyaan selanjutnya adalah, berapa persen sebenarnya oksigen yang tersisa dan lepas ke udara. Kabarnya, kontribusi hutan ke oksigen di udara itu besarnya 5%, sisanya merupakan kontribusi oksigen dari laut.
Sejatinya kadar oksigen di udara itu adalah statis, kira-kira 21%, dan laut berkontribusi besar untuk menjaga angka tersebut. Lantas, bagaimana dengan hutan, kalau kontribusinya kecil, tebang saja, kayunya bisa jadi meja dan lahannya bisa jadi kebun sawit, lebih cuan!
Nanti dulu, kalau kita bicara hutan, itu bukan hanya kumpulan daun penghasil (sekaligus pengguna) oksigen saja. Hutan (dan juga kaut) adalah rumah bagi jutaan atau mungkin malah milyaran spesies mahluk hidup. Selain itu, hutan adalah tempat bagi penyimpanan karbon agar tidak lepas ke udara.
Jadi mana yang lebih penting, hutan atau laut? Dua-duanya penting. Hutan sebagai rumah dan penyimpan karbon dan laut sebagai rumah dan penghasil oksigen.
Ndobos 
Tinggalkan komentar