
Berita pagi ini dari sebuah media online seputar Bogor mengabarkan tentang 4 ekor Monyet ekor-panjang (Macaca fascicularis) yang berkeliaran di perumahan warga di Gang Abadi, Bubulak, Bogor Barat, Kota Bogor.
Entah dari mana monyet itu datang. Kalaupun peliharaan yang lepas juga rasanya tidak empat ekor sekaligus. Saya lalu melihat peta di Google Map lokasi tersebut.

Ada daerah bervegetasi di bantaran Sungai Cisadane yang lumayan luas dan bisa jadi “rumah” para monyet. Kalaupun benar, mengapa hanya empat ekor? Monyet ekor-panjang adalah hewan yang hidup dalam kelompok besar.
Monyet ekor-panjang sendiri adalah satwa yang masih kerap ditemukan di Indonesia. Wilayah sebaran aslinya adalah di negara-negara ASEAN. Tetapi monyet ini banyak diintroduksi di daerah yang bukan merupakan sebaran alaminya. Cina misalnya, malah memelihara satwa satu ini besar-besaran.
Buat apa dipelihara? Buat dijual. Harga Monyet ekor-panjang yang sering dipakai untuk industri obat-obatan (sebagai hewan uji) lumayan tinggi. Ini bisnis milyaran dollar.
Dalam daftar hewan terancam punah secara global IUCN, Monyet ekor-panjang dimasukan sebagai hewan yang secara global terancam punah dengan status Genting (Endangered). Walaupun demikian di Indonesia, dari hasil kajian terbaru, hewan ini tidak masuk dalam golongan hewan terancam punah dan juga tidak dilindungi oleh undang-undang. Namun demikian pemanfaatanya oleh manusia diatur dalam banyak aturan. Untuk topeng monyet misalnya, kabarnya di banyak daerah sudah tidak boleh lagi.
Lantas, bagaimana dengan monyet di Bubulak itu? Semoga tidak menjadi masalah serius. Entah siapa yang akan mengevakuasinya. Mungkin Damkar, institusi andalan masyarakat banyak.
Tinggalkan Balasan ke Blogombal Batalkan balasan