Romeo Error dan Anjing Itu

Sebuah tulisan lama yang saya terbitkan ulang dengan suntingan dan tambahan di sana-sini. Mudah-mudahan berguna.

Membongkar-bongkar arsip dan membaca tulisan-tulisan tentang kepunahan spesies membuat saya rajin menarik napas panjang, ada terlalu banyak cerita sedih di situ. Ini misalnya, tentang suatu tempat di negara tetangga, Philippina, dan tempat itu bernama Pulau Cebu. Awal ceritanya memang sudah sedih, bagaimana pulau yang sangat penting bagi upaya penyelamatan burung ini praktis diabaikan dari upaya pelestarian burung hanya karena sebuah tulisan yang dibuat oleh seorang ahli ternama dan sangat dihormati yang dimuat di sebuah jurnal terkenal. Ahli ternama dan dihormati itu menulis pada tahun 1958 (diterbitkan tahun 1959) bahwa hutan di Pulau Cebu sudah habis tak bersisa, tak ada lagi harapan di pulau itu. Tulisan tersebut ternyata tidak seluruhnya benar dan pada saat kesalahan fatal tersebut disadari, semuanya sudah terlambat. Kesalahan besar tersebut diungkap dalam sebuah tulisan yang berjudul “Extinction by assumption; or, the Romeo Error on Cebu” yang diterbitkan pada tahun 1998.
Continue reading “Romeo Error dan Anjing Itu”

Terima Kasih

pb1.jpeg

Acara tahunan Pesta Blogger untuk tahun 2010 sudah selesai. Empat kali saya mengikuti acara ini, sejak Pesta Blogger pertama. Buat saya tidak ada yang berubah, karena niat saya datang ya untuk bertemu kawan lama maupun baru, bekumpul, sesederhana itu saja. Jika saya mendapat manfaat lain dari acara tersebut, itu bonus, dan setiap tahun saya selalu dapat bonus itu.

Bonus saya tahun ini apa? Ada kebahagiaan luar biasa manakala saya menyaksikan para penggiat online bersama-sama menggalang bantuan untuk bencana alam. Ya … bersama-sama. Sekat kelompok jadi hilang. Di ujung sana saya melihat dua orang dari dua komunitas berbeda, yang baru sekali itu bertemu, bersama-sama menggalang dana. Di ujung lainnya, ada beberapa orang dari beberapa komunitas menghitung dana yang terkumpul bersama-sama.

Penggiat online mungkin tidak akan pernah berhimpun dalam satu komunitas, tetapi saya yakin mereka bisa bekerja sama. Bagi saya, kumpulan penggiat online itu seperti halnya jari-jari tangan. Biarkan jempol menjadi jempol, telunjuk menjadi telunjuk. Toh mereka bekerja sama dalam menggenggam pena, memegang cangkul, atau merengkuh saudaranya yang sedang bersedih.

Untuk semua, terima kasih atas kebahagiaan kemaren itu. Sampai jumpa di Pesta Blogger 2011.

Saya Waras

Saya mengikuti rapat yang diadakan oleh sebuah instansi pemerintah. Banyak hal yang menurut saya ganjil.
Kantor tersebut memiliki ruang rapat yang bagus, lebih dari sekadar memadai. Lantas, kenapa rapatnya diadakan di hotel?

Hal lain, nyaris seluruh peserta berasal dari kota tempat rapat ini dilaksanakan. Lantas, kenapa hampir semua mereka diinapkan di hotel tempat rapat berlangsung?

Saya naïf, begitu kata seorang kawan. Mungkin saya naïf, tapi saya yakin saya waras.

Belajar

Tadi saya berjalan ke warung makan. Ada sepeda motor yang melaju kencang meraung, padahal ada tikungan berpasir di depan. Keseimbangan badan mungkin berbanding lurus dengan tingkat kecerdasan, dia terguling. Orang-orang di sekitar ada yang tertawa, ada pula yang menyumpahi sembari memberi petuah.

Pengendara itu tidak cedera serius tampaknya, kecuali cedera harga diri. Dia bergegas pergi, tidak sekencang tadi. Untuk saya, belajar dengan melukai harga diri itu mahal. Anda bagaimana?

Kita Saling Membutuhkan

Enggan dan sungkan untuk menyapa orang yang tak dikenal, adalah alamiah adanya. Ada ketakukan nantinya akan ditolak, karena merasa berbeda. Akhirnya, rasa enggan dan sungkan hanya menjadi penjara.

Rasa ini sebenarnya tidak akan muncul manakala kita berangkat dari kesamaan, bukan perbedaan. Kita semua lebih banyak memiliki persamaan dibandingkan perbedaan. Walaupun demikian, kita tetap memerlukan perbedaan untuk saling melengkapi. Karenanya, kita tidak akan lengkap jika menyendiri, tetapi bersama kita sempurna.